Pewarna alami merupakan bahan
pewarna yang bahan-bahannya banyak diambil dari tumbuh-tumbuhan, dapat
digunakan untuk memberikan penampilan yang menarik pada makanan atau minuman.
Bahan pewarna alami yang banyak digunakan dan berikut cara membuatnya:
- Daun suji mengandung zat warna klorofil untuk memberi
warna hijau menawan, misalnya pada dadar gulung, kue bika, atau kue
pisang. Daun suji biasa dipakai sebagai pemberi warna hijau pada makanan.
Karena keindahan bentuk daunnya, tanaman ini seringkali digunakan sebagai
tanaman hias. Agar lebih sempurna, daun suji seringkali dicampur dengan
daun pandan sehingga selain memberi warna sekaligus juga memberi aroma
harum pada makanan, kue dan minuman Anda.
Cara membuatnya: iris halus daun suji dan daun pandan, haluskan dengan cara ditumbuk atau diblender, peras, dan saring, lalu tambahkan air kapur sirih sebagai pengawetnya. Masukkan ke dalam botol tertutup, lalu simpan di lemari es. - Secang (Caesalpinia sappan L.) adalah tanaman berkayu
yang biasa dimanfaatkan bagian batangnya.
Cara menggunakannya, batang basah diserut dan dikeringkan. Serutan batang kayu secang kering direbus dengan air dan disaring, baru dicampurkan ke dalam adonan atau bahan yang akan diwarnai. Secang memberikan warna merah. Kayu secang dapat diperoleh di toko yang menjual jamu tradisional. - Keluak , bentuk buah keluak ini menyerupai segitiga yang tumpul ujung-ujungnya. Berkulit keras, berwarna abu-abu, dan daging buahnya lunak berwarna cokelat tua kehitaman. Nah, yang dipakai sebagai bumbu dan pewarna adalah bagian dalam yang lunak ini, rasanya sedikit asam, tetapi yang muda rasanya sangat pahit. Triknya, saat membeli pilih yang ringan, goyang-goyangkan keluak, jika terdengar isi yang berguncang berarti keluak berumur cukup tua. Memarkan kulit keluak yang keras, ambil isinya yang lunak dan haluskan bersama bumbu lain. Agar lebih awet simpan keluak bersama dengan kulitnya.
- Merang, Air merang atau air abu merang adalah pewarna hitam alami. Diperoleh dengan cara membakar merang kering hingga menjadi abu, lalu merendamnya dalam air. Air abu merang ini biasanya digunakan untuk mewarnai makanan/kue, seperti jongkong Surabaya, bubur suro khas Madura, dll. Pilih merang yang telah kering benar berwarna kuning agak kecokelatan, kemudian bakar hingga menjadi abu. Untuk 100 gr abu merang, larutkan dengan 250 ml air. Diamkan hingga abu merang mengendap dan airnya hitam jernih. Air abu merang inilah yang digunakan.
- Bunga Telang, merupakan tanaman perdu yang tumbuh merambat dan berasal dari kuntum bunga. Cuci bunga talang, remas-remas 5-10 kuntum bunga talang dengan 4-5 sendok makan air lalu saring. Air yang berwarna biru keunguan inilah yang dipakai untuk pewarna makanan atau kue. Cara lain, dengan merebus 20 kuntum bunga telang dalam air secukupnya hingga layu, angkat, biarkan dingin dan saring.
- Buah Bit, Buah berwarna merah tua ini mengandung vitamin A (karotenoid), vitamin B1, B2, vitamin C, dan asam folat. Manfaatnya antara lain membantu mengobati penyakit hati dan empedu, penghancur sel kanker dan tumor, mencegah anemia, menurunkan kolesterol, dan membantu produksi sel darah merah.Bit banyak digunakan sebagai bahan pewarna alami makanan. Olah dengan cara mengupas bit, potong-potong kasar, beri sedikit air lalu proses halus dalam blender . Hasil saringannya adalah air yang berwarna merah inilah yang dipakai untuk memberi warna merah pada masakan atau kue.
- Buah kakao merupakan penghasil cokelat dan memberikan warna cokelat pada makanan, misalnya es krim, susu cokelat, atau kue kering.
- Kunyit (Curcuma domestica) mengandung zat warna kurkumin untuk memberi warna kuning pada makanan, misalnya tahu, bumbu Bali, atau nasi kuning. Selain itu, kunyit dapat mengawetkan makanan. Warna kuning dari kunyit diperoleh dengan cara diparut sampai halus, diperas atau dicampurkan langsung ke makanan.
- Cabai merah, selain memberi rasa pedas, juga menghasilkan zat warna kapxantin yang menjadikan warna merah pada makanan, misalnya rendang daging atau sambal goreng.
10. Wortel, beta-karoten
(provitamin-A) pada wortel menghasilkan warna kuning. Wortel bermanfaat dalam
menurunkan kadar kolesterol dalam darah, serta membantu pertahanan tubuh dari
resiko kanker, terutama kanker peru-paru, kanker larynx (tenggorokan), esophagus
(kerongkongan), prostat, kandung kemih, dan leher rahim.
11. Gula merah, selain sebagai
pemanis juga memberikan warna cokelat pada makanan, misalnya pada bubur dan
dodol. Selain contoh di atas, beberapa buah-buahan juga dapat menjadi bahan
pewarna alami, misalnya anggur menghasilkan warna ungu, stroberi warna merah,
dan tomat warna oranye.
Jenis zat warna alami yang sering
digunakan untuk pewarna makanan antara lain Karotenoid,Antosianin Kurkum,
Biksin, Karamel, Titanium oksida, Cochineal, karmin dan asam karminat.
Zat warna ini masih satu golongan
dengan kelompok zat warna alami, hanya zat warna ini dihasilkan dengan cara
sintesis kimia, bukan dengan cara ekstraksi atau isolasi. Jadi pewarna identik
alami adalah pigmen-pigmen yang dibuat secara sintetis yang struktur kimianya
identik dengan pewarna-pewarna alami. Yang termasuk golongan ini adalah
karotenoid murni antara lain canthaxanthin (merah), apo-karoten (merah-oranye),
betakaroten (oranye-kuning). Semua pewarna-pewarna ini memiliki batas-batas
konsentrasi maksimum penggunaan, terkecuali beta-karoten yang boleh digunakan
dalam jumlah tidak terbatas.
Berdasarkan rumus kimianya,
zat warna sintetis dalam makanan menurut Joint FAO/WHO Expert Committee on Food
Additives (JECFA) dapat digolongkan dalam beberapa kelas, yaitu : azo,
triarilmetana, quinolin, xanten dan indigoid. Kelas azo merupakan zat warna
sintetis yang paling banyak jenisnya dan mencakup warna kuning, oranye, merah,
ungu, dan coklat, setelah itu kelas triarilmetana yang mencakup warna biru dan
hijau.
Zat warna sintetis dipakai sangat luas dalam pembuatan berbagai macam makanan. Zat warna tersebut dapat dicampurkan dan akan menghasilkan kisaran warna yang luas. Pemakaian zat warna oleh industri pangan jumlahnya boleh dikatakan tidak begitu banyak, yaitu biasanya tidak lebih dari 100 mg per kg produk. Pemakaian zat warna sintetis dalam industri pangan.
Zat warna sintetis dipakai sangat luas dalam pembuatan berbagai macam makanan. Zat warna tersebut dapat dicampurkan dan akan menghasilkan kisaran warna yang luas. Pemakaian zat warna oleh industri pangan jumlahnya boleh dikatakan tidak begitu banyak, yaitu biasanya tidak lebih dari 100 mg per kg produk. Pemakaian zat warna sintetis dalam industri pangan.
STANDARD
BAHAN PEWARNA MAKANAN
Disaat
kita mengkonsumsi kue misalnya rainbow
cake, pastilah didalam kue tersebut terdapat berbagai macam warna yang
digunakan. Pemakaian warna dan pemanis makanan yang digunakan juga harus sesuai
dengan takaran yang dianjurkan. Kita tidak bisa memberikan pewarna sesuai
dengan keinginan kita, apalagi kalau jenis bahan pewarna yang digunakan adalah
jenis pewarna tekstil. Karena kue adalah jenis makanan yang dikonsumsi manusia,
jenis pewarna yang digunakan haruslah pewarna makanan.
Penggunaan
pewarna dan pemanis buatan telah diatur oleh pemerintah melalui Peraturan
Menteri Kesehatan RI No.239/MENKES/PER/V/1985 tentang penggunaan zat pewarna,
tentang pemanis buatan dan No.722/MENKES/PER/IX/1988 tentang bahan tambahan
makanan serta SNI 01-2895-1992 tentang penggunaan zat aditif.
Bahan
pewarna makanan terdiri dari :
·
obat-obat-an,
·
kosmetika, dan
·
alat-alat kesehatan
dapat berupa dyes, atau pigmen, atau bentuk senyawa lain yang dapat memberi
warna ketika ditambahkan pada produk makanan, obat, kosmetika, dan alat
kesehatan.
http://idkf.bogor.net/yuesbi/e-DU.KU/edukasi.net/Kesehatan/Bahan.Pewarna/materi3.html
0 komentar:
Posting Komentar